Netizen dihebohkan oleh video viral yang menampakkan sosok satwa berukuran raksasa di Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta menyebutkan, hewan tersebut merupakan hiu paus.
Meski bernama hiu paus, sebetulnya hewan dengan nama ilmiah Rhincodon typus atau sering juga disebut whale shark ini tak termasuk dalam keluarga paus, melainkan termasuk ke dalam kelompok hiu. Hiu paus termasuk hewan terbesar di lautan. Berikut ini sejumlah fakta menarik lainnya tentang hiu paus, dirangkum detikINET dari berbagai sumber.
Hiu paus merupakan satwa laut terbesar di dunia yang masih ada sampai saat ini. Panjangnya bisa mencapai 20 meter dan bobot 34 ton. Dinamakan hiu paus karena ukuran tubuhnya yang sangat besar dan bentuk kepalanya tumpul seperti paus.
Disebut pula dengan nama hiu tutul, merujuk pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol, serupa bintang di langit. Hiu paus mengembara di samudera tropis dan lautan beriklim hangat dan dapat hidup hingga 70 tahun.
Meski memiliki ciri-ciri khas mamalia, hiu paus masuk dalam kelompok hiu atau ikan besar. Karenanya, hiu paus tidak bernapas dengan paru-paru melainkan dengan insang.
Pengaturan suhu tubuh hiu paus juga dipengaruhi oleh suhu perairan di sekitarnya (ektotermik). Hal ini yang membuat hiu paus bergantung pada kualitas air tempat ia hidup.
Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun silam. Meski sudah sangat purba, hiu paus masih ada hingga sekarang. Meski demikian, kita patut khawatir terhadap penurunan populasinya karena marak terjadi perburuan hiu paus.
Hiu paus memiliki cara makan unik. Meski ada aktivitas manusia di dekatnya, hiu paus seolah tak peduli bahkan bisa berinteraksi dengan manusia yang memberikannya makanan.
Berbeda dengan hiu kebanyakan, ikan satu ini jinak dan tidak agresif. Karenanya, hiu paus dijuluki the gentle giant atau si raksasa yang lembut.
Hewan ini bukan ikan predator yang kita kenal suka mengejar dan mencabik-cabik mangsanya dengan ganas meski punya ratusan gigi kecil dan tajam.
Hiu paus juga tidak mengunyah makanannya. Ia makan dengan cara menyaring air laut, menelan berliter-liter air dan membiarkan tubuh mereka menyaring makanan yang berupa hewan-hewan kecil. World Wildlife Fund mencatat, mereka bisa memproses lebih dari 6.000 liter air dalam satu jam dengan insangnya.
Hiu paus memiliki kulit berwana abu-abu atau kecokelatan pada punggung dan putih di bagian bawahnya. Mereka punya pola tutul atau bintik-bintik dan belang yang biasanya berwarna putih atau krem. Warna dan pola ini diduga memudahkan mereka untuk berkamuflase di dalam laut. Tiap ikan hiu paus punya pola bintik dan belang yang unik dan berbeda-beda satu sama lain.
Hal ini memungkinkan para peneliti untuk mengenali satu individu dari individu lainnya. Hiu paus juga punya ciri unik lainnya. Mereka memiliki semacam kumis yang tumbuh di ujung moncongnya. Kumis ini semacam sensor yang berfungsi untuk mendeteksi pergerakan mangsa di dalam air.
source : https://inet.detik.com/science/d-5650408/5-fakta-satwa-raksasa-yang-viral-muncul-di-pantai-yogyakarta