Saturday, July 24, 2021

Canon Pamer Pengembangan EOS R3, Kategori Baru Kamera Mirrorless

Canon Pamer Pengembangan EOS R3, Kategori Baru Kamera Mirrorless

Canon Pamer Pengembangan EOS R3, Kategori Baru Kamera Mirrorless

Canon tengah mengembangkan sebuah kamera mirrorless baru bernama EOS R3, yang disebut sebagai kamera mirrorless di kategori baru.

Disebut kategori atau kelas baru karena EOS R3 diposisikan berada di antara EOS R5 dan EOS 1DX, yang merupakan merupakan kamera kelas profesional Canon namun dari kategori berbeda berbeda, yaitu mirrorless dan DSLR.

Dari segi bentuk, EOS R3 mirip dengan dengan 1DX karena mempunyai grip vertikal terintegrasi. Namun ini merupakan kamera mirrorless layaknya EOS R5, demikian dikutip detikINET dari Petapixel, Kamis (15/4/2021).

EOS R3 bakal menjadi kamera pertama dengan sensor CMOS full frame dengan backside illuminated yang dikembangkan oleh Canon. Sensor baru ini dijanjikan punya kecepatan transfer data sangat cepat saat digunakan.

Semakin cepat waktu membaca itu juga membuat distorsi rolling shutter akan semakin minim saat kamera dipakai menggunakan electronic shutter-nya. Kecepatan burst-nya lewat shutter elektronik itu menurut Canon bisa mencapai 30fps dalam kondisi autofokus Dual Pixel CMOS dan auto exposure-nya aktif.

Kamera ini juga disebut bakal menjadi pasangan yang tepat untuk dua lensa RF anyar yang baru dirilis Canon, yaitu RF 400mm f/2.8L IS USM dan RF 600mm f/4L IS USM.

Kehadiran dua lensa dengan mounting RF untuk mirrorless ini pun terbilang unik, karena masuk dalam golongan lensa super telephoto, yang biasanya lebih banyak dipasangkan ke kamera DSLR, seperti untuk keperluan memotret olahraga.

"Pengembangan Canon EOS R3 dan peluncuran dua lensa RF baru adalah pembuktian atas komitmen perusahaan pada para fotografer dan videografer profesional, juga kreator konten," ujar Tatsuro Kano, Executive Vice President dan GM Imaging Technologies and Communications Group Canon Amerika Serikat.

"Saat kamera ini tersedia, kamera ini akan sangat cocok dipasangkan dengan masing-masing lensa RF yang dirilis hari ini. Kami tak sabar melihat foto yang dipotret menggunakan lensa RF baru dan EOS R3 yang akan datang," tambahnya.

source : https://inet.detik.com/fotostop-news/d-5532802/canon-pamer-pengembangan-eos-r3-kategori-baru-kamera-mirrorless?tag_from=wp_nhl_8

Deretan Fitur Canggih di Kamera Cinema Line Sony FX3

Deretan Fitur Canggih di Kamera Cinema Line Sony FX3

Deretan Fitur Canggih di Kamera Cinema Line Sony FX3

Sony Indonesia merilis kamera baru di jajaran Cinema Line, yaitu FX3 yang punya deretan fitur dan teknologi canggih untuk para videografer.

Menurut Sony, FX3 bisa memberikan pengalaman sinematik dan cocok digunakan oleh para videografer muda yang menekuni genre dokumenter, musik, dan komersial.

"Kami berupaya untuk terus mendukung industri perfilman dunia dengan menghadirkan perangkat dengan teknologi terdepan melalui spesifikasi tingkat tinggi yang kami hadirkan dalam kamera full-frame FX3. Kami tidak sabar melihat para kreator bereksplorasi mewujudkan imajinasi visual mereka dan menghasilkan karya yang luar biasa," kata Kazuteru Makiyama, Presdir Sony Indonesia dalam keterangan yang diterima detikINET, Selasa (4/5/2021).

FX3 bakal tersedia pada Juni mendatang dengan harga Rp 60 juta, dan bisa dipesan mulai 30 April sampai 30 Mei. Apa saja sih teknologi dan fitur canggih di Sony FX3?

Sony FX3 bisa merekam dalam bermacam format, baik internal maupun eksternal. Secara internal, perekaman bisa dilakukan dalam format XAVC S dan XAVC S-I dalam 4K (QFHD) serta FHD dan format XAVC HS (MPEG-H HEVC/H.265, hanya 4K).

Sementara output video 4K 60p dalam format 10-bit 4:2:2 atau 16-bit RAW dapat dikeluarkan ke perangkat eksternal melalui port HDMI Type-A pada FX3.

Perekaman secara internal dilakukan ke dua slot kartu CFexpress Type A, baik dalam mode kartu cadangan atau mode relay, di mana perekaman akan dialihkan otomatis ke kartu kedua saat kartu pertama sudah penuh.

Lalu koneksi yang ditawarkan pun terbilang lengkap. Ada WiFi dual band dan koneksi ke LAN lewat adaptor USB to Ethernet. FX3 juga mendukung pengambilan gambar jarak jauh dari PC dengan aplikasi Imaging Edge Desktop Remote lewat WiFi ataupun USB-C Superspeed 5Gbps.

source : https://inet.detik.com/fotostop-news/d-5556542/deretan-fitur-canggih-di-kamera-cinema-line-sony-fx3?tag_from=wp_nhl_7

Canon Lelang Foto untuk Donasi 'Selembar Kebaikan'

Canon Lelang Foto untuk Donasi 'Selembar Kebaikan'

Canon Lelang Foto untuk Donasi 'Selembar Kebaikan'

Canon, lewat Datascrip, melelang sejumlah foto dari delapan fotografer profesional Indonesia yang hasilnya kemudian didonasikan untuk Yayasan Sahabat Anak.

Lelang tersebut mengumpulkan dana sebesar Rp 19,4 juta, yang kemudian didonasikan ke Yayasan Sahabat Anak, yang merupakan yayasan sosial untuk anak-anak termarjinalkan.

Yayasan tersebut memberikan akses pendidikan gratis, beasiswa, TK/PAUD, sekolah non-formal, perpustakaan, pemberian makanan sehat, penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan, serta advokasi.

"Hasil lelang kami diberikan kepada Yayasan Sahabat Anak, dan kami harap dapat membantu serta meringankan beban anak-anak termarjinalkan agar mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang lebih layak," ujar Syailendra Kamdani, head of Marketing Division Canon Business Unit Datascrip dalam keterangan yang diterima detikINET.

Program bertajuk 'Selembar Kebaikan' itu diadakan dari 15 sampai 30 April lalu, di mana Datascrip melelang hasil foto dari Dudi Sugandi, Endang Tonari, Michael Sidharta, Misbachul Munir, Monica Anatyowati, Ranar Pradipto, Sandriani Permani, dan Turidi.

Hasil karya 8 fotografer tersebut dilelang secara virtual melalui situs Selembar Kebaikan. Lalu, pemenang lelangnya bakal menerima foto pilihannya yang dicetak dengan ukuran A1 dengan printer Canon Large Format Printer PRO-521 berikut dengan piguranya.

"Kami berterima kasih kepada para donatur peserta lelang dan fotografer yang telah ikut berpartisipasi dalam program Selembar Kebaikan. Semoga program ini juga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain untuk saling berbagai kepada sesama," ujar Monica Aryasetiawan, Canon Business Unit Director Datascrip, dalam keterangan yang sama.

source : https://inet.detik.com/fotostop-news/d-5565209/canon-lelang-foto-untuk-donasi-selembar-kebaikan?tag_from=wp_nhl_6

Tren Kamera Selama Pandemi Melanda

Tren Kamera Selama Pandemi Melanda

Tren Kamera Selama Pandemi Melanda

Meskipun pandemi melanda dunia dua tahun ini, produsen kamera dan lensa cukup aktif dalam merilis kamera dan lensa baru. Kita sudah hampir memasuki pertengahan tahun 2021 dan dapat melihat tren di dunia kamera digital. Ada beberapa tren kamera yang saya amati dalam dua tahun belakangan ini yaitu kamera cinema, kamera hybrid dan kamera klasik.

Kamera Cinema

Kamera Cinema yang biasanya untuk syuting film biasanya memiliki fisik yang besar dan tidak dilengkapi oleh sistem autofokus. Lini kamera Sinema biasanya berdiri sendiri dan memiliki fitur menu yang berbeda dengan kamera fotografi tapi dalam dua tahun terakhir, perbedaan antara kamera Sinema dan Foto semakin tipis.

Akhir tahun 2020 yang lalu, Sony merilis Sony FX6, kamera cinema dengan sensor full frame dan e-mount sehingga sinematografer bisa memasang lensa-lensa Sony E-mount untuk kebutuhan videografi. Selanjutnya di bulan Maret 2021 ini, Sony merilis Sony FX3, sebuah kamera cinema yang bentuk dan spesifikasinya sangat mirip dengan Sony A7SIII, hanya saja desain body-nya dan tata letak tombol agak berbeda menyesuaikan dengan kebutuhan sinematografer.

Di saat yang bersamaan, Canon juga merilis Canon EOS C70, sebuah kamera cinema dengan RF mount yang artinya dapat berbagi lensa dengan kamera foto Canon dan mendukung autofokus dan built-in ND filter. Yang menarik, bentuk EOS C70 ini menyerupai kamera DSLR daripada kamera cinema di masa lalu.

Kamera Hybrid untuk Kreator Konten

Hampir semua kamera foto di tahun 2020-2021 dibuat untuk kreator konten, yang bukan hanya menggunakan kamera untuk fotografi, tapi juga untuk videografi. Contohnya kamera compact Sony ZV-1 dan Panasonic Lumix G100, keduanya adalah kamera yang lumayan ringkas untuk content creator pemula.

Fujifilm yang sudah sangat berpengalaman membuat lensa Cinema dan broadcast selama bertahun-tahun juga tidak ketinggalan dengan merilis kamera Fujifilm X-S10 dan XE-4 yang keduanya memiliki spesifikasi video yang baik, misalnya mampu merekam video 4K 10 bit dan Full HD 240p. Ditambah lagi dengan Fuji GFX100S, kamera medium format yang dapat merekam video 4K tanpa crop.

Ada juga kamera unik seperti Sigma fp, yang bersensor full frame dengan L-mount dengan ukuran yang sangat mungil dan dapat dipasang dengan berbagai aksesoris atau rig. Kamera ini sempat populer di Jepang pada awal pandemi karena dapat digunakan sebagai webcam secara langsung tanpa aksesoris tambahan.

Yang tidak umum yaitu kamera yang berbentuk kotak Lumix BGH1, kamera video yang ditujukan untuk content creator, livestreamer, dan biasanya menggunakan multi kamera untuk syuting di berbagai posisi dan situasi.

Ke depannya, sebagian besar kamera foto akan memiliki fitur video yang mumpuni, karena teknologinya semakin menyatu dan fitur video yang canggih akan membantu menaikkan daya saing kamera di pasaran.

Kamera klasik untuk fotografi

Meskipun kamera Hybrid sangat populer, masih ada beberapa produsen kamera yang membuat kamera khusus fotografi seperti Leica, Hasselblad dan Pentax Di tahun 2020, Leica aktif merilis varian Leica M10, diantaranya M10 Monochrom, M10R dan di tahun ini telah beredar rumor akan ada Leica M11 yang menggunakan sensor full frame 36MP dengan teknologi dan desain baru.

Setelah sempat tertunda selama enam bulan, Pentax akhirnya merilis Pentax K3 III, kamera DSLR APS-C. Di saat semua produsen kamera membuat kamera dan lensa mirrorless, Pentax tetap berkomitmen dalam mengembangkan kamera DSLR-nya.

Lama tidak terdengar setelah peluncuran kamera medium format mirrorless X1D, di tahun 2020, Hasselblad membuat kamera medium format Hasselblad 907X 50C dengan ukuran compact seperti kamera analog. Aktifnya produsen kamera klasik ini menandakan bahwa peminat desain kamera yang berjaya di era kamera film analog masih ada.

Masa keemasan foto dan videografi

Di tahun 2020 dan ke depan, kita telah memasuki era keemasan foto & videografi karena kamera yang tersedia sudah sangat melebihi kebutuhan dasar fotografer baik amatir maupun profesional.

Pilihan merk juga sangat banyak dan berkualitas. Sebagai gambaran, di tahun 2002, kamera digital hanya bisa membuat gambar 2 Megapixel dan video 320×240 selama 20 detik saja. Dalam dua puluh tahun, teknologi kamera digital berkembang dengan pesat.

Meskipun aktivitas masyarakat banyak yang terganggu akibat pandemi, tapi produsen kamera terus menerus merilis kamera dan lensa berkualitas tinggi. Tantangannya adalah apakah kita sebagai content creator (foto-video) dapat memanfaatkan kecanggihan kamera dan lensa yang tersedia saat ini?

source : https://inet.detik.com/fotostop-news/d-5573440/tren-kamera-selama-pandemi-melanda?tag_from=wp_nhl_5

Kejutan! Sharp Luncurkan Ponsel Berkamera Leica

Kejutan! Sharp Luncurkan Ponsel Berkamera Leica

Kejutan! Sharp Luncurkan Ponsel Berkamera Leica

Dunia dikejutkan dengan hadirnya ponsel baru Sharp Aquos R6 dengan kamera bermerk Leica yang baru saja diluncurkan kemarin (17/5). Selama ini, kita mengetahui bahwa Leica bekerjasama dengan Huawei, tapi belakangan terdengar rumor kerjasama ekslusif mungkin akan dihentikan. Salah satu pemicunya adalah menurunnya penjualan Huawei di pasar internasional akibat blokir yang dilakukan oleh pemerintahan AS.

Oleh sebab itu, Leica mungkin akan menggaet partner baru. Beberapa yang digosipkan sebelumnya yaitu Xiaomi dan Honor. Tapi sepertinya dugaan tersebut meleset setelah Sharp mengumumkan ponsel Sharp Aquos R6 yang memiliki modul kamera dengan sensor type 1 inci dan lensa ultra lebar Leica Summicron 19mm f/1.9. Kamera bagian depan yang biasanya untuk selfie berukuran jauh lebih kecil dengan resolusi 7MP dan bukaan f/1.9 dengan lensa ultra lebar 19mm juga.

Kamera ponsel ini adalah yang kedua yang memiliki sensor type 1 inci, sebelumnya di tahun 2014, Panasonic pernah meluncurkan ponsel Panasonic CM1 yang juga memiliki lensa bermerk Leica dengan lensa 28mm f/2.8. Sayangnya pengembangan ponsel ini tidak dilanjutkan lagi.

ToF autofocus dan Flash juga tersedia tapi modul kameranya tidak memiliki image stabilization, sehingga saat merekam video hanya mengandalkan electronic image stabilization (EIS).

Selain menonjolkan kameranya, perusahaan elektronik asal Jepang ini juga menonjolkan layar LCD pertama dengan teknologi Pro IGZO OLED 6.67" yang memungkinkan dynamic refresh rate diantara 1Hz and 240Hz. Resolusi layarnya WUXGA+ yaitu 2,730 x 1,260 pixels dan baterai dengan kapasitas 5000maH.

Penggunaan kamera tunggal dengan lensa ultra lebar ekuivalen 19mm memang tidak lazim di era kamera ponsel lain yang memiliki beberapa kamera seperti ultra wide, wide dan telefoto zoom, tapi dengan sensor yang setara dengan kamera compact premium dan 5x lipat dari kamera ponsel standar 1/2.5" kita bisa mengharapkan hasil foto yang lebih detail dan alami.

Ponsel berkamera tunggal ini sayangnya hanya akan dijual di pasar Jepang di pertengahan bulan Juni 2021 mendatang. Apakah Leica akan bekerjasama dengan produsen ponsel lainnya untuk menjangkau pasar internasional? Kita tunggu saja kelanjutannya.

source : https://inet.detik.com/fotostop-news/d-5573895/kejutan-sharp-luncurkan-ponsel-berkamera-leica?tag_from=wp_nhl_4

Sony FE 14mm F/1.8 G Master Dirilis, Harganya Rp 23 Juta

Sony FE 14mm F/1.8 G Master Dirilis, Harganya Rp 23 Juta

Sony FE 14mm F/1.8 G Master Dirilis, Harganya Rp 23 Juta

Sony merilis lensa terbaru untuk seri G Master, yaitu FE 14mm F/1.8 GM (SEL13F18GM) untuk mirrorless dengan E-mount, yang dirilis di Indonesia dengan harga Rp 23 juta.

Menurut Sony, FE 14mm F/1.8 GM ditujukan untuk pengambilan gambar landscape, arsitektur, astrofotografi, interior, perekaman wide-shot dan self-vlogging karena mempunyai field of view yang besar.

"Senang sekali akhirnya lensa FE 14mm F1.8 GM hadir di Indonesia untuk memenuhi dan menunjang kebutuhan para fotografer dan videografer dalam menghasilkan karya yang menakjubkan dengan perspektif baru dalam resolusi tinggi," ujar Koji Sekiguchi, Marketing Director PT Sony Indonesia dalam keterangan yang diterima detikINET.

"Hadirnya lensa G Master terbaru ini menambah koleksi lensa E-mount Sony menjadi total 64 lensa. Ke depannya, kami akan terus berinovasi untuk menghadirkan produk pencitraan terbaik kepada para pecinta fotografi dan videografi agar dapat memenuhi kebutuhan yang semakin berkembang dan mendukung mereka untuk menghasilkan karya yang luar biasa," tambahnya.

Lensa FE 14mm F1.8 GM memiliki fitur desain optik yang ringkas, berukuran hanya 83mm x 99,8mm dan berat sekitar 460g. Dua elemen XA (extreme aspherical) dijanjikan bisa mempertahankan resolusi yang sangat baik di seluruh area gambar bahkan di sudut, dalam desain yang ringkas dan ringan.

Sementara dua elemen kaca ED (Extra-low Dispersion) dan satu elemen kaca Super ED diklaim bisa menghasilkan penyempurnaan optik yang menekan aberasi kromatik dan memberikan kontras yang sangat baik serta rendering yang presisi di semua aperture.

Pengguna dapat dengan tepat merender sumber titik cahaya berkat aperture maksimum F/1.8, memungkinkan untuk menangkap astrofotografi atau memotret di lingkungan dengan cahaya rendah lainnya tanpa harus menggunakan kecepatan rana yang sangat lambat.

Saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang menantang, teknologi Nano AR Coating II asli Sony memaksimalkan kejernihan dengan meredam flare dan ghosting.

Lensa FE 14mm F1.8 GM akan segera tersedia di Indonesia pada bulan Juni 2021 dengan harga Rp 22.999.000. Pembelian secara pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 28 Mei - 13 Juni 2021 di seluruh Sony Authorized Dealers.

source : https://inet.detik.com/fotostop-news/d-5587913/sony-fe-14mm-f18-g-master-dirilis-harganya-rp-23-juta?tag_from=wp_nhl_3